• Minggu, 24 September 2023

Demokrat Dukung Prabowo, Analis Politik: Lawan Identitasnya Sendiri, Seperti Duduk di Atas Bara Api

- Selasa, 19 September 2023 | 11:25 WIB
Arsip - Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat melayat di rumah duka, Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (3/6/2019). (ANTARA/Yulius Satria Wijaya)
Arsip - Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat melayat di rumah duka, Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (3/6/2019). (ANTARA/Yulius Satria Wijaya)

BICARANETWORK.COM - Partai Demokrat yang selama lima tahun belakangan ini mengusung tag line perubahan dan pergantian rezim, kini mendukung Prabowo Subianto dalam Pilpres 2024.

Keputusan ini menciptakan kebingungan dan dinilai oleh beberapa analis politik sebagai tindakan yang melawan identitas dan ideologi partai tersebut.

Menurut Mikhael Raja Muda Bataona, seorang analis politik yang juga pengajar Ilmu Komunikasi Politik dan Teori Kritis pada Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang, keputusan Partai Demokrat untuk mendukung Prabowo adalah pilihan untuk melawan identitasnya sendiri.

"Kalau dibaca secara cermat, pilihan Demokrat untuk mendukung Prabowo adalah pilihan untuk melawan identitas Demokrat sendiri. Mengapa? karena Prabowo sudah memaklumatkan dirinya bahkan paling masif mengkampanyekan dirinya sebagai penerus Jokowi," kata Bataona di Kupang, Selasa.

Baca Juga: 10 Ide Tema dan Judul Acara Maulid Nabi untuk di Masjid atau Majelis Taklim, Ada Ide Kegiatannya Juga!

Menurutnya, Prabowo yang mengkampanyekan dirinya sebagai penerus Jokowi, memiliki identitas politik yang serupa dengan Ganjar Pranowo, seorang calon yang juga pro program dan kebijakan Jokowi.

Dengan mendukung Prabowo, Bataona menyebut Partai Demokrat seakan "duduk di atas bara api" yang telah mereka nyalakan selama ini.

Dengan kata lain, Demokrat akan tersiksa dan serba canggung sehingga mendukung Prabowo ini basis argumentasi rasionalnya kurang kuat karena seperti melawan identitas mereka sendiri.

"Ibarat sebuah orkestra politik, yang para pemerannya sedang terkunci hanya pada satu lakon. Mereka tidak bisa berkreasi. Mereka bingung. Karena, Demokrat itu identitasnya ya "pro perubahan", ganti rezim dan anti tesis Jokowi. Bukan "Lanjutkan" dan pro Jokowi," kata Bataona.

Baca Juga: Tak Terkejut Demokrat Gabung KIM, PDIP: Tak Ada yang Perlu Dikhawatirkan 

Dalam pandangan Bataona, ini berisiko dan berpotensi membingungkan voters, terutama para pemilih setia Partai Demokrat.

Keputusan ini juga memunculkan pertanyaan apakah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan mengkampanyekan visi dan misi Prabowo yang jelas-jelas pro Jokowi dan melanjutkan program-programnya.

Berdasarkan jadwal yang telah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI, pendaftaran bakal calon presiden dan wakil presiden dijadwalkan dimulai pada 19 Oktober sampai dengan 25 November 2023.

Dengan mendukung Prabowo, Partai Demokrat harus mendukung visi misi Prabowo yang jelas-jelas pro Jokowi dan melanjutkan semua program Jokowi.

Halaman:

Editor: Nur Fitriyani

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X