Bamsoet: Prof Yusril Punya Sumbangsih Penting pada Hukum Tata negara

- Senin, 6 Februari 2023 | 14:28 WIB
Ketua MPR Bamsoet menghadiri peringatan ulang tahun ke-67 Prof Yusril Ihza Mahendra di Jakarta, Senin (6/2)  (Humas MPR RI)
Ketua MPR Bamsoet menghadiri peringatan ulang tahun ke-67 Prof Yusril Ihza Mahendra di Jakarta, Senin (6/2) (Humas MPR RI)

 


bicaranetwork.com - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mengapresiasi perjalanan hidup Prof. Yusril Ihza Mahendra yang memasuki usia 67 tahun. Selama perjalanan karirnya, Prof. Yusril telah banyak memberikan sumbangsih bagi bangsa, khususnya dalam perkembangan hukum tata negara.

"Prof Yusril memiliki sumbangsih penting pada hukum tata negara kita" ujar Bamsoet usai menghadiri syukuran hari lahir Prof. Yusril, di Jakarta, Minggu sore (5/2).

Mengawali perjalanan karirnya di Istana Negara sebagai penulis pidato Presiden Soeharto dan Presiden BJ Habibie, Prof. Yusril kemudian menjadi bagian penting dalam perjalanan politik bangsa.

Baca Juga: Jokowi Sebut Akan Serius Dukung Prof Yusril Jika Maju Jadi Capres atau Cawapres di 2024

Pernah menjabat sebagai Menteri Hukum dan Perundang-undangan Indonesia ke-22 pada pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia ke-22 pada masa pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri, serta Menteri Sekretaris Negara ke-13 pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. 

Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini menjelaskan, Prof. Yusril juga turut menjadi bagian penting dalam perjalanan reformasi Indonesia. Salah satunya dengan menjadi inisiator pendiri Partai Bulan Bintang (PBB).

Sebagai partai Islam yang mengambil inspirasi dari Masyumi, PBB melandaskan perjuangan pada ajaran-ajaran Islam yang universal dan bersifat rahmatan lil alamin, yaitu rahmat bagi seluruh alam. 

Baca Juga: Haedar Nashir Kenang Prof Yahya Muhaimin Sebagai Sosok Intelektual Teladan

Prof. Yusril juga mempelopori amandemen konstitusi pasca reformasi di tengah tuntutan federalisme dari berbagai tokoh reformasi ketika itu.

Pada Pemilu 1999, Partai Bulan Bintang mampu meraih 2.050.000 suara atau sekitar 2 persen dan meraih 13 kursi DPR RI.

"Prof. Yusril sebagai Ketua Umum PBB sempat menjadi satu-satunya calon presiden Indonesia yang melengkapi syarat administratif pasca reformasi. Namun demi kepentingan yang jauh lebih besar, yaitu persatuan dan kesatuan bangsa, beliau dengan lapang dada mengundurkan diri dan memberikan jalan kepada KH Abdurrahman Wahid juga sebagai pelunasan hutang Masyumi kepada NU pada masa lampau," jelas Bamsoet.

Turut hadir antara lain, Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattalitti, Wakil Ketua DPD RI Sultan Bachtiar Najamudin, Staf Khusus Presiden Diaz Hendropriyono, Menteri Perdagangan Indonesia ke-31 Enggartiasto Lukita, dan Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto.

Baca Juga: Kunto Aji Rilis Lagu Baru 'Salam Pada Rindu' Ajak Pendengar Selami Kenangan

Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, selain aktif di dalam negeri, Prof. Yusril juga aktif dalam berbagai kegiatan di tingkat internasional, seperti ASEAN, AALCO dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Halaman:

Editor: Setia Lesmana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Lumajang Waspada, Banjir Lahar Semeru Masuk Sungai

Jumat, 24 Maret 2023 | 20:47 WIB

41 Ribu Keluarga di Sulbar Berisiko Alami Stunting

Kamis, 23 Maret 2023 | 18:00 WIB

5 Ruko di Duren Sawit Jakarta Timur Ludes Terbakar

Kamis, 23 Maret 2023 | 10:41 WIB
X